Tuesday, March 14, 2017

BLOG vs MEDIA SOSIAL

SOSIAL MEDIA vs BLOG
                Mungkin tren blog tidak lagi semegah masanya dulu kisaran tahun 2009. Dimasanya dulu, istilah blogging memiliki kata kunci “GO BLOG” untuk menggalakkan memakai blog didunia remaja. Salah satu fungsi gerakan ini adalah melatih kemampuan remaja saat itu untuk menulis dan berbagi informasi. Kini tren itu perlahan mulai digeser dengan adanya berbagai sosial media.
                Sosial media di tahun 2017 ini menjadi tren baru dalam kehidupan teknologi. Dengan mudahnya saling interconnect dan support lintas platform kini sosial media media seolah menjadi fardhu kifayah bagi sebagian remaja. Berbeda dengan blog yang akan lebih mudah jika dibuka dengan komputer, sosial media sudah dapat digunakan pada smartphone untuk sekedar berbagi pengalaman atau sharing dan update status. Tak hanya sampai disitu, melalui sosial media kini keberadaan Short Message Service (SMS) perlahan mulai tersingkirkan dan beralih menjadi Chatting yang lebih murah dan cepat.
                Dari berbagai sisi kelebihan Sosial media, blog juga tidak kalah dalam keunggulan yang dimilikinya. Blog yang disediakan secara gratis memiliki keunggulan antara lain:
1.       Langsung terintegrasi dengan Google Account
Kemudahan dalam blogging masih ditawarkan oleh Google. Dengan bermodalkan akun google, pengguna sudah dapat menggunakan blog untuk menuliskan informasi kepada siapapun. Karena menulis menjadi salah satu cara untuk bicara.
2.       Dapat dipasang akun Adsense
Adsense adalah fitur yang ditawarkan untuk menjadikan sebuah blog/laman sebagai pemasukan. Yakni dengan menanamkan iklan pada blog maka akan ada royalti dari tiap iklan yang dibuka.
3.       Memiliki kapasitas penulisan yang Unlimited
Berbeda dengan sosial media, twitter contohnya yang memiliki batas penulisan maksimal 140 karakter. Disini blog memberi kapasitas posting unlimited untuk mendeskripsikan tulisan sehingga lebih detail dan terhindar dari sudut pandang yang salah.
4.       Dan masih banyak lagi lainnya.


Dari beberapa hal yang menjadi kelebihan blog diatas maka dirasa masih perlu untuk menggalakkan keberadaan blog dan menggerakkan remaja untuk menulis di blog. Yuk GO BLOG!!! hahaha

LANGKAH MEMBUAT FILM

STEP MEMBUAT FILM
Pertemuan pertama dalam komunitas santri kali ini membahas tentang bagaimana langkah membuat sebuah film. Film sendiri terpisah menjadi dua jenis yakni yang bersifat Fakta (Dokumenter) atau yang bersifat Fiksi (FTV, Sinetron, dll). Film akan menjadi menarik saat dua menit pertamanya penonton terhindar untuk beralih channel, film akan menarik jika pesan dari pembuat film mampu tersampaikan pada penonton. Lalu, bagaimana caranya?
Langkah membuat film tidaklah susah, proses pembuatan film sama halnya dengan pembuatan project multimedia lainnya. Proses yang harus dilalui adalah :
PROSES PRA PRODUKSI – PROSES PRODUKSI – PROSES PASCA PRODUKSI
Ini adalah proses mutlak yang harus dilalui dalam membuat sebuah project multimedia. Pra Produksi adalah proses yang harus disiapkan sebelum terjun ke lapangan untuk melakukan proses produksi. Proses ini dilakukan untuk menghemat waktu, biaya, tenaga, maupun fikiran saat produksi. Semua hal yang akan dilakukan sudah terencana rapi sehingga saat terjun lapangan tidak kebingungan tau melakukan hal yang sia-sia. Adapun contoh dari proses Pra produksi ini antara lain :
1.       Membuat Ide Cerita
Ide cerita atau konsep sebuah film menjadi sangat penting sebab menentukan arah dari film itu dibuat, kesalahan dalam menempatkan shot atau scene akan mempengaruhi sudut pandang dari cerita itu sendiri.

        Untuk membuat sebuah ide dasar sebuah film dapat dimulai dengan:
(a)    Membuat Log Line
Untuk memudahkan dalam membuat log line dapat diawali dengan keyakinan seorang Film Maker (Sang Pembuat Film).  Ini hanya untuk memudahkan, jadi bukan rumus pasti, jadi log line dapat diawali dengan kata “Saya Yakin Bahwa……” kemudian dilanjutkan dengan membuat sebuah synopsis atau sekedar ringkasan cerita yang akan disampaikan.
Log Line menjadi penting karena amanita yang akan disampaikan berasal dari sini. Dan jangan berkhianat dari Log Line yang telah dibuat, sebab konsekuensi yang didapat jika beralih dari log line yang ada maka film tersebut akan terus berubah dan tak kunjung selesai.
(b)   Membuat Sinopsis
Melangkah untuk membuat synopsis atau ringkasan cerita dari film yang akan dibuat adalah dengan menambahkan kata “Dan saya akan menyampaikan itu dengan menceritakan…… yang…….” Disini yang menjadi penting adalah penentuan aktor dan apa yang akan dilalui aktor dalam film tersebut.
(c)    Membuat Alur Cerita
Alur Cerita ini dibuat untuk memudahkan dalam penggambaran dari film yang akan diproduksi. Ingat, ketiga hal ini harus tertulis diatas kertas kemudian didiskusikan dengan crew untuk melihat gambaran terhadap film dan mengetahui tugas masing-masing personal.
(d)   Membuat Story Board
Story board merupakan proses penuangan alur cerita kedalam sebuah gambar yang memiliki keterangan shot, scene, durasi, backsound, sudut pengambilan gambar, dan lainnya untuk member gambaran detail terhadap film yang akan dibuat.
*Tahap pembuatan Storyboard dalam Film Fiksi dan Fakta berbeda

2.       Membentuk Tim
Meski film yang akan dibuat merupakan film pendek dan dalam tahap belajar, namun dalam pelaksaannya diperlukan sebuah tim untuk melatih kesolidan dan kerjasama antar personal. Adapun contoh pembagian timnya dalah:
(a)  Produser
Bertugas untuk mengatur keuangan yang akan digunakan selama produksi berlangsung
(b) Sutradara
Bertugas untuk mengatur kegiatan selama proses produksi. Sutradara memiliki peran penting terhadap kesuksesan sebuah film itu karena sudut pandang yang diambil adalah sebagaimana sudut pandang sutradara.
(c)  Cameramen
Kameramen bertugas mengoperasikan kamera untuk pengambilan gambar dan menjadi penting sebab tanggung jawab kameramen termasuk dalam kesuksesan hasil gambar yang diambil.
(d) Aktor/Aktris
Aktor ataupun aktri merupakan tokoh yang akan bermain dalam film tersebut. Aktor maupun aktris ini memiliki peran penting sebab harus mampu menjiwai tokoh yang diperankan meski kadang tidak sesuai dengan jati diri aslinya.
(e) Lighting Man
Gelap atau terangnya hasil gambar menjadi tangung jawab lightingman. Karena lightingman memiliki tanggung jawab untuk kesiapan lampu, reflektor ataupun alat pencahayaan lain dalam membuat film.
(f)   Pembantu Umum (Figuran)
Figuran merupakan tokoh yang menjadi pembantu dalam kesuksesan sebuah film. Sebab untuk menghasilkan kesan natural dalam kehidupan, figuran ini dianggap penting untuk memunculkan suasana yang alami.
3.       Membuat Jadwal
Jadwal Pembuatan film ini harus sudah diselesaikan untuk menghindari waktu terbuang percuma saat produksi. Setiap keterlambatan jadwal maka akan mempengaruhi terhadap jadwal selanjutnya, biaya maupun tenaga. Untuk memaksimalkan waktu biasanya pembuatan jadwal berdasarkan scena yang akan dibuat. Misalkan untuk satu scene yang sama dilakukan dalam satu hari. Pada hari berikutnya dilakukan pengambilan di scene berbeda sehingga cukup dengan mengganti pakaian aktor saja namun lokasi masih sama.
4.       Membuat Anggaran Biaya
Anggaran biaya ini dibuat dengan detil dan mengacu pada jadwal yang telah diselesaikan sebelumnya. Biaya yang dimaksudkan antara lain adalah biaya akomodasi, transportasi, konsumsi, suplemen dan lain-lain.
5.       Menentukan Aktor/Aktris
Kemampuan aktor atau aktris ini mempengaruhi terhadap feel sebuah film. Jika Aktor tersebut memiliki bakat yang tinggi. Maka take sebuah film tidak perlu diulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Namun jika aktor dan aktris tersebut sukar untuk beradaptasi maka akan dimungkinkan akan memperlambat produksi sehingga berpengaruh pada jadwal kemudian Estimasi biaya.
6.       Menentukan Lokasi
Lokasi menjadi hal yang penting sebab keindahan lokasi dan keseuaian terhadap tema sebuah film akan menjadi daya tarik tersendiri terhadap film yang dibuat. Semakin menarik, indah lokasi tersebut akan menjadikan penonton menjauhkan remot dari tangannya.
Setelah semua proses diatas selesai dikerjakan maka tahap selanjutnya adalah terjun lapangan untuk berproduksi. Proses ini dikenal dengan Proses Produksi yang didalamnya melakukan:
1.       Pengambilan Gambar
Pengambilan gambar ini dilakukan dalam sekali proses, apapun stockshot yang didapat saat proses ini harus mampu dimanfaatkan dengan maksimal saat editing nantinya atau yang lebih dikenal dengan proses Pasca Produksi.
Untuk menghasilkan gambar yang tidak mengecewakan biasanya pada waktu luang diambil gambar-gambar tambahan (Bonus) yang diharapkan dapat digunakan untuk menutupi kekurangan gambar dalam film (Insert).
Kesolidan sebuah tim akan dapat terlihat pada proses ini, sebab pada saat produksi harus disepakati bersama bahwa tidak boleh lagi ada diskusi, namun sudah memiliki satu sudut pandang yang sama yang diarahkan oleh seorang sutradara.

                Proses Produksi ini dilakukan sekali, jika ada stockshot yang kurang maka harus mampu mengolah stock yang ada sebab tidak dimungkinkan lagi kembali untuk pengambilan gambar karena akan berpengaruh pada anggaran dan jadwal selanjutnya. Langkah terakhir dalam pembuatan film adalah Proses PascaProduksi Proses ini menjadi proses akhir sebelum Launching/Premier sebuah Film. Adapun yang dilakukan pada proses ini antara lain:
1.       Editing
Editing adalah proses mengolah Stockshot yang didapat saat proses produksi dilapangan. Proses editing ini dilakukan didalam ruangan dengan memanfaatkan komputer dan audiospeaker. Adapun beberapa istilah yang dikenal dalam editing antara lain:
(a)  Transfer
Adalah memindahkan data dari memory atau dari kamera untuk dimasukkan dalam computer.
(b) Loging
Memberi penandaan per-File baik itu penulisan sudut pandang, keterangan isi per-File dan kualitas dari File tersebut (apakah file itu digunakan atau tidak)
(c)  Trim
Pemotongan dari shot yang didapat dengan cara ditarik dari ujung frame
(d) Cutting
Pemotongan shot dengan cara di tandai kemudian di cut untuk diletakkan dalam timeline
(e) Dubbing
Proses pengisian suara dalam film
(f)   SoundEffect
Pemberian effek suara ledakan ataupun lainnya untuk membangun mood penonton
(g)  Backsound
Memberi irama dalam film itu untuk membawa penonton masuk dalam suasana yang dirasakan pemain
(h)  Rendering
Proses penyatuan dari semua shot yang disusun dalam time line menjadi satu file yang siap dijalankan
2.       Presentasi
Menjalankan File yang telah dirender dihadapan tim maupun orang yang lebih ahli untuk diberi kritik dan saran yang membangun untuk kesuksesan sebuah film itu
3.       Revisi
Setelah diberi kritik dan saran maka langkah selanjutnya adalah kembali masuk kedalam ruang editing untuk mengolah dan memperbaiki film yang telah dibuat. Setelah selesai maka proses berikutnya adalah:
(a)  Burning
Membakar file yang telah dirender kedalam media yang biasa digunakan, seperti DVD atau semacamnya
(b) Labeling
Pemberian Label terhadap DVD yang telah berisi film tersebut
(c)  Covering
Pemberian Cover DVD ini dimaksudkan untuk menarik perhatian dan membaca sekilas potongan cerita dari film yang akan disaksikan.
4.       Presentasi
Setelah diperbaiki maka proses selanjutnya adalah dipresentasikan terhadap tim atau para ahli untuk menghasilkan film yang maksimal.
5.       Launcing/premier

Jika telah disetujui semua pihak, maka Film dapat di launching atau ditampilkan ke khalayak luas, Baik melalui bioskop atau lainnya.

CINEMA SANTRI


SANTRI DAN MEDIA
Kata “Santri” selalu melakat pada konotasi kitab kuning, pendidikan agama, kolot, dan beberapa hal mendasar lain yang bersifat jauh dari peradaban teknologi. Ada juga yang mengatakan bahwa santri merupakan sebutan bagi orang yang belajar ilmu agam di sebuah Pondok Pesantren. Ada yang bermukim di pondok tersebut dan ada pula istilah santri kalong, yakni santri dari lingkungan sekitar yang hanya datang untuk ikut mengaji kemudian pulang ke rumahnya setelah pengajian selesai.
Bagi orang yang pertama kali “Nyantri” seringkali merasa takut, merasa kebebasan yang direnggut, atau ada juga yang di dalam satubulan pertamanya selalu menangis. Padahal jika mau menikmati kondisi di sebuah pondok tersebut akan terasa menyenangkan menjadi santri serta mendapatkan pengalaman baru dalam berbagai bidang. Menurut penuturan alumni, masa-masa nyantri itu masa-masa yang luar biasa dan seringkali mereka kecewa karena tidak sungguh-sungguh saat menjadi santri dulunya. Banyak dari mereka yang memanfaatkan teknologi untuk saling merekatkan tali silaturrahim antar sesama alumni pondok pesantren atau hanya sekedar bernostalgia semasa nyantri.
Teknologi kini menjadi media yang utama dalam penyampaian informasi. Dengan bersifat murah dan realtime teknologi kini mampu menggeser posisi dari media cetak dan surat manual. Melihat kegandrungan akan teknologi itu beberapa santri di Pondok Pesantren Tebuireng utamanya dari siswa/I SMK Plus Khoiriyah Hasyim Prodi Multimedia membangun sebuah komunitas untuk menuangkan ide dan kreatifitasnya guna menyampaikan pesan moral, pendidikan akhlaq serta hal lain yang didapatkan dalam pondok menjadi sebuah Film pendek. Komunitas ini mereka namai dengan CinemaSantri.
CinemaSantri adalah sebuah komunitas dari siswa/I SMK Plus Khoiriyah Hasyim yang bertujuan membuat film-film pendek yang dapat menjadi tuntunan, jadi bukan hanya sekedar tontonan. Komunitas ini melakukan pertemuan rutin setiap hari jumat untuk mengisi libur sekolah dengan belajar perfilman. Beberapa dari karya mereka dapat ditemui di Youtube dengan keyword “SMKTEBUIRENG” atau “cinemasantri”.
Selain perfilman, hal yang dipelajari dari komunitas ini adalah belajar fotografi, desain grafis, animasi, audio dan hal lain yang mampu meningkatkan kemampuan mereka dalam bidang multimedia. So, siapa bilang santri cuma tau kitab dan arab pegon. Kita juga bisa melek teknologi! J

Linknya kang: Youtube, Instagram